Realitas tidak berada dalam konsep dan ide, seperti halnya ombak berhenti menjadi ombak ketika ditempatkan dalam sebuah bejana

Selasa, 31 Agustus 2010

Bukan Bentukan Sistem

Pernahkah kita bertanya dan tidak mengikutinya secara buta. Adakah kita merasa bebas atau, kebebasan kita hanyalah kebebasan yang terikat. Seperti seekor kambing yang terikat pada pohon. Kebebasannya hanya sepanjang tali yang mengikatnya.

Kita adalah manusia, manusia adalah citra-Nya. Begitu kitab suci mengatakannya. Tanpa mempertanyakan sesuatu kita tak akan berkembang. Tak pernah berhenti bertanya adalah hal yang paling penting, begitulah Einstein berkata.

Kita bisa memilih menjadi bonsai atau pohon rindang. Menjadi bonsai bukanlah sifat alami kita. Bonsai tercipta karena bentukan dari sistem buatan kita. Bonsai memang indah untuk dilihat. Ya, hanya itu saja. Pohon rindang memberi keindahan, keteduhan, menjaga ekosistem dan memberi kehidupan.

Bonsai-bonsai sistem keagamaan telah menjadikan kita bonsai. Kita menjadi berjiwa kerdil. Lihat para Nabi, Budha, Mesias. Mereka bukan bentukan sistem. Mereka menolak formalisme agama yang berkutat pada ritual saja. Mereka berupaya keras untuk menggapai keilahian. Mereka benar-benar tulus menggapai-Nya. Tanpa iming-iming surga dan ditakut-takuti neraka. Mereka para pohon rindang yang meneduhkan dan menjadi panutan hingga sekarang. Muhammad tak akan menjadi nabi bila mereka mengikuti sistem masyarakat mereka. Isa juga tak akan menjadi penyelamat, jika ia mengikuti para Rabbi yang mengkomersilkan agama mereka. Sidharta tak akan menjadi Budha jika hanya menuruti kemauan ayahnya semata. Bukan berarti kita menentang masyarakat, ayah, ibu kita. Menjadi diri kita tanpa membuat luka bagi yang lain. Juga tak memaksa orang lain untuk menjadi seperti kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar